Kamis, 22 Maret 2012

Praktikum Perkerasan Jalan Raya

BAB I
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUIS DAN KASAR

Tujuan Pelaksanaan
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan komposisi prosentase campuran antara agregat kasar dan halus untuk pembuatan campuran aspal yang kemudian akan menjalani percobaan marshall

BAB II
METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

Maksud dan Tujuan

a. Maksud
metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu, dan angka penyerapan dari agregat halus.
b. Tujuan
tujuan pengujian adalah untuk mendapatkan angka berat jenis curah hujan, berat jenis permukaan jenuh, berat jenis semu, dan penyerapan air pada agregat halus.

BAB III
METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR

Maksud dan tujuan
a. maksud
metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu dari agregat kasar, serta angka penyerapan dari agregat kasar.
b. tujuan
tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, dan berat jenis semu serta besarnya angka penyerapan.

BAB IV
METODE PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGELES

Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan mempergunakan mesin abrasi Los Angeles.
b. Tujuan
Pengujian ini adalah untuk mengetahui angka keausan tersebut yang dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lolos saringan no.12 (1,7 mm) terhadap berat semula, dalam persen.

BAB V
METODE PENGUJIAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN ASPAL
Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian daktilitas bahan aspal.
b. Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan harga pengujian daktilitas bahan aspal.

BAB VI
PEMERIKSAAN PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN

Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau lembek (solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam bitumen pada suhu tertentu pula.

BAB VII
METODE PENGUJIAN TITK NYALA DAN TITIK BAKAR BAHAN ASPAL DENGAN CLEVELAND DAN OPEN CUP

Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian titik nyala dan titik bakar bahan aspal dengan cleveland dan open cup.
b. Tujuan
Tujuan metode ini adalah mendapatkan besaran titik nyala dan titik bakar bahan aspal dengan cleveland dan open cup.

BAB VIII
METODE PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER

Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Tes titik lembek dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian titik lembek aspal maupun ter.
b. Tujuan
Untuk menentukan angka titik lembek aspal atau ter yang berkisar antara 30°C hingga 200°C dengan cara ring (cincin) dan ball (gotri, bola baja).

BAB IX
PEMERIKSAAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL
Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan terhadap campuran aspal dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) dan kelelehan plastis (flow) dari suatu campuran aspal. Ketahanan (stabilitas) campuran aspal ialah kemampuan suatau campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan plastas yang dinyatakan dalam pound atau Kg. Sedangkan kelelehan plastis ialah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0.01”

BAB X
Metode Pengujian kadar ekstrasi BITUMEN

Tujuan pelaksanaan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar aspal dalam campuran di lapangan
Ruang Lingkup
Kadar aspal perlu diketahui sehingga dapat ditentukan banyak aspal dan agregat yang akan dipergunakan untuk suatu campuran. Untuk mengetahui jumlah kadar aspal pada suatu campuran dengan agregat maka dapat dipergunakan larutan CCL4 (Solvent) yang bersifat mudah menguap namun tidak mudah terbakar, Benda yang telah disaring dengan cairan ini akan dibagi menjadi dua (residu) yang tertahan dan yang lolos kertas saring akan berubah warna menjadi jernih.

UNTUK LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN RAYA SELENGKAPNYA SILAHKAN DOWNLOAD DISINI
* ( Perkerasan Jalan Raya.doc )


Kamis, 15 Maret 2012

Drainase

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.

Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.

Kegunaan saluran drainase antara lain :
  • Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
  • Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
  • Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
  • Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.
Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang ada dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Drainase perkotaan didefinisikan sebagai ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial-budaya yang ada di kawasan kota.

Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi :
a. Permukiman.
b. Kawasan industri dan perdagangan.
c. Kampus dan sekolah.
d. Rumah sakit dan fasilitas umum.
e. Lapangan olahraga.
f. Lapangan parkir.
g. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi.
h. Pelabuhan udara.

Standar dan Sistem Penyediaan Drainase Kota

Sistem penyediaan jaringan drainase terdiri dari empat macam, yaitu :
1. Sistem Drainase Utama
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat kota.
2. Sistem Drainase Lokal
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil warga masyarakat kota.
3. Sistem Drainase Terpisah
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan terpisah untuk air permukaan atau air limpasan.
4. Sistem Gabungan
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang sama, baik untuk air genangan atau air limpasan yang telah diolah.

Sasaran penyediaan sistem drainase dan pengendalian banjir adalah :
1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier melalui normalisasi maupun rehabilitasi saluran guna menciptakan lingkungan yang aman dan baik terhadap genangan, luapan sungai, banjir kiriman, maupun hujan lokal. Dari masing-masing jaringan dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai.
b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer (dibangun dengan beton/plesteran semen).
c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah.
2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan kota.
3. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam menunjang terciptanya scenario pengembangan kota untuk kawasan andalan dan menunjang sektor unggulan yang berpedoman pada Rancana Umum Tata Ruang Kota.

Sedangkan arahan dalam pelaksanaannya adalah :

  • Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
  • Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
  • Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
  • Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.
  • Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharaannya.
  • Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.
  • Sistem Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :

  • Sistem Drainase Mayor
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografiyang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.

  • Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainasekota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar.
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.

Jenis-jenis Drainase

1. Menurut sejarah terbentuknya
a. Drainase alamiah (natural drainage), yaitu sistem drainase yang terbentuk secara alami dan tidak ada unsur campur tangan manusia.
b. Drainase buatan , yaitu sistem drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit akibat hujan, dan dimensi saluran.

2. Menurut letak saluran
a. Drainase permukaan tanah (surface drainage), yaitu saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open channel flow.
b. Drainase bawah tanah (sub surface drainage), yaitu saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman, dan lain-lain.

3. Menurut konstruksi
a. Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.
b. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan. Siste ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan kota-kota besar lainnya.

4. Menurut fungsi
a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja.
b. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi engalirkan beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.

Arahan Dalam Pelaksanaan Penyediaan Sistem Drainase

Arahan dalam pelaksanaan penyediaan sistem drainase adalah :
a. Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
b. Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
c. Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
d. Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.
e. Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharannya.
f. Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.

Pengklasifikasian Saluran Drainase

Macam saluran untuk pembuangan air dapat dibedakan menjadi :

1. Saluran Air Tertutup
a. Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa keluar di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota.
b. Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana drainase ini mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.

2. Saluran Air Terbuka
Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi :
a. Saluran Alam (natural), meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar sampai saluran terbuka alamiah.
b. Saluran Buatan (artificial), seperti saluran pelayaran, irigasi, parit pembuangan, dan lain-lain. Saluran terbuka buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain :

  • Saluran (canal) : biasanya panjang dan merupakan selokan landai yang dibuat di tanah, dapat dilapisi pasangan batu/tidak atau beton, semen, kayu maupu aspal.
  • Talang (flume) : merupakan selokan dari kayu, logam, beton/pasangan batu, biasanya disangga/terletak di atas permukaan tanah, untuk mengalirkan air berdasarkan perbedaan tinggi tekan.
  • Got miring (chute) : selokan yang curam.
  • Terjunan (drop) : seperti got miring dimana perubahan tinggi air terjadi dalam jangka pendek.
  • Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup (pendek) yang mengalirkan air melewati jalan raya, jalan kereta api, atau timbunan lainnya.
  • Terowongan Air Terbuka (open-flow tunnel) : selokan tertutup yang cukup panjang, dipakai untuk mengalirkan air menembus bukit/gundukan tanah.
3. Saluran Air Kombinasi, dimana limpasan air terbuka dikumpulkan pada saluran drainase permukaan, sementara limpasan dari daerah yang diperkeras dikumpulkan pada saluran drainase tertutup.

Pola Jaringan Drainase

Pola jaringan drainase terdiri dari enam macam, antara lain:
1. Siku
Digunakan pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi daripada sungai. Sungai sebagai saluran pembuangan akhir berada di tengah kota.

2. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.

3. Grid iron
Digunakan untuk daerah dengan sungai yang terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan dahulu pada saluran pengumpul.

4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.

5. Radial
Digunakan untuk daerah berbukit, sehingga pola saluan memencar ke segala arah.

6. Jaring-jaring
Mepunyai saluran-saluran pembuangan yang mengikuti arah jalan raya dan cocok untuk daerah dengan topografi datar.

Pola jaring-jaring terbagi lagi menjadi 4 jenis :

1. Pola perpendicular
Adalah pola jaringan penyaluran air buangan yang dapat digunakan untuk sistem terpisah dan tercampur sehingga banyak diperlukan banyak bangunan pengolahan.
2. Pola interceptor dan pola zone
Adalah pola jaringan yang digunkan untuk sistem tercampur.
3. Pola fan
Adalah pola jaringan dengan dua sambungan saluran / cabang yang dapat lebih dari dua saluran menjadi satu menuju ke sautu banguan pengolahan. Biasanya digunakan untuk sistem terpisah.
4. Pola radial
Adalah pola jaringan yang pengalirannya menuju ke segala arah dimulai dari tengah kota sehingga ada kemungkinan diperlukan banyak bangunan pengolahan.
Bangunan-bangunan Sistem Drainase dan Pelengkapnya

1. Bangunan-bangunan Sistem Saluran Drainase
Bangunan-bangunan dalam sistem drainase adalah bangunan-bangunan struktur dan bangunan-bangunan non struktur.

Bangunan Struktur
Bangunan struktur adalah bangunan pasangan disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu. Contoh bangunan struktur adalah :
- bangunan rumah pompa
- bangunan tembok penahan tanah
- bangunan terjunan yang cukup tinggi
- jembatan

Bangunan Non struktur
Bangunan non struktur adalah bangunan pasangan atau tanpa pasangan, tidak disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu yang biasanya berbentuk siap pasang. Contoh bangunan non struktur adala :
- Pasangan (saluran Cecil tertutup, tembok talud saluran, manhole/bak control ususran Cecil, street inlet).
- Tanpa pasangan : saluran tanah dan saluran tanah berlapis rumput.

2. Bangunan Pelengkap Saluran Drainase
Bangunan pelengkap saluran drainase diperlukan untuk melengkapi suatu sisem saluran untuk fungsi-fungsi tertentu. Adapun bangunan-bangunan pelengkap sistem drainase antara lain :

Catch Basin/Watershed
Bangunan dimana air masuk ke dalam sistem saluran tertutup dan air mengalir bebas di atas permukaan tanah menuju match basin. Catch basin dibuat pada tiap persimpangan jalan, pada tepat-tempat yang rendah, tempat parkir.

Inlet
Apabila terdapat saluran terbuka dimana pembuangannya akan dimasukkan ke dalam saluran tertutup yang lebih besar, maka dibuat suatu konstruksi khusus inlet. Inlet harus diberi saringan agar sampah tidak asuk ke dalam saluran tertutup.

Headwall
Headwall adalah konstruksi khusus pada outlet saluran tertutup dan ujung gorong-gorong yang dimaksudkan untuk melindungi dari longsor dan erosi

Shipon
Shipon dibuat bilamana ada persilangan dengan sungai. Shipon dibangun bawah dari penampang sungai, karena tertanam di dalam tanah maka pada waktu pembuangannya harus dibuat secara kuat sehingga tidak terjadi keretakan ataupun kerusakan konstruksi. Sebaiknya dalam merencanakan drainase dihindarkan perencanaan dengan menggunakan shipon, dan sebaiknya saluran yang debitnya lebih tinggi tetap untuk dibuat shipon dan saluran drainasenya yang dibuat saluran terbuka atau gorong-gorong.

Manhole
Untuk keperluan pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup di setiap saluran diberi manhole pertemuan, perubaan dimensi, perubahan bentuk selokan pada setiap jarak 10-25 m. Lubang manhole dibuat sekecil mungkin supaya ekonomis, cukup, asal dapat dimasuki oleh orang dewasa. Biasanya lubang manhole berdiameter 60cm dengan tutup dari besi tulang.

Gorong-gorong
Bangunan terjun
Bangunan got miring

Bentuk Saluran

Trapesium

Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar.
Sifat alirannya terus menerus dengan fluktuas kecil.
Bentuk saluran ini dapat digunakan pada daerah yang masih cukup tersedia lahan .

Kombinasi trapesium dan segi empat

Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar dan kecil.
Sifat alirannya berfluktuasi besar dan terus menerus tapi debit minimumnya measih cukup besar.

Kombinasi trapezium dengan setengah lingkaran

Fungsinya sama dengan bentuk (2), sifat alirannya terus menerus dan berfluktuasi besar dengan debit minimum keil. Fungsi bentuk setengah lingkaran ini adalah untuk menampung dan mengalirkan debit minimum tersebut.

Segi empat
Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar. Sifat alirannya terus menerus dengan fluktuasi kecil.

Kombinasi segi empat dengan setengah lingkaran

Bentuk saluran segi empat ini digunakan pada lokasi jalur saluran yang tidak mempunyai lahan yang cukup/terbatas. Fungsinya sama dengan bentuk (2&3)

Setengah lingkaran

Berfungsi untuk menyalurkan limbah air hujan untuk debit yang kecil. Bentuk saluran ini umum digunakan untuk saluran-saluran ruah penduduk dan pada sisi jalan perumahan padat.

Pondasi Sarang Laba-Laba

Kondisi tanah yang memiliki daya dukung rendah atau kurang baik memerlukan perhatian lebih dalam hal konstruksinya, baik berupa bagunan gedung, bandara dan lain-lain. Baru-baru ini telah ditemukan suatu konstruksi yang masuk dalam katagori pondasi dangkal, konstruksi ini diyakini dan telah dibuktikan mampu bertahan pada kondisi tanah dengan daya dukung rendah dan ini adalah temuan anak negeri kita. Seperti apa konstruksi itu? Apa saja keuntungannya?

Konstruksi yang diberi nama konstruksi sarang laba-laba (KSLL) ini ditemukan pada tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto dan didalam pengembangan, pemasaran dan pelaksanaannya dipegang oleh PT. KATAMA SURYABUMI yang telah mematenkannya pada Departemen Hukum dan Ham RI/ HAKI dengan sertifikat paten No.ID. 0 018808.

KSSL yang merupakan karya putra bangsa memiliki teknologi pembangunan yang dirancang terdiri dari plat tipis yang diperkaku dengan rib-rib tipis dan tinggi yang saling berhubungan membentuk segitiga-segitiga yang diisi dengan perbaikan tanah sehingga menjadi satu kesatuan komposit konstruksi beton bertulang dan tanah yang kokoh atau kuat, kaku dan mampu menyebarkan semua gaya secara merata ke tanah pemikul serta mampu menerima gaya lateral akibat gempa.

Pondasi ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan pondasi konvensional yang lain diantaranya yaitu KSSL memiliki kekuatan lebih baik dengan penggunaan bahan bangunan yang hemat dibandingkan dengan pondasi rakit (full plate) lainnya, mampu memperkecil penurunan bangunan karena dapat membagi rata kekuatan pada seluruh pondasi dan mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi, berpotensi digunakan sebagai pondasi untuk tanah lunak dengan mempertimbangkan penurunan yang mungkin terjadi dan tanah dengan sifat kembang susut yang tinggi, menggunakan lebih sedikit alat-alat berat dan bersifat padat karya, waktu pelaksanaan yang relatif cepat dan dapat dilaksanakan secara industri (pracetak), lebih ekonomis karena terdiri dari 80% tanah dan 20% beton bertulang dan yang paling penting adalah ramah lingkungan karena dalam pelaksanaan hanya menggunakan sedikit menggunakan kayu dan tidak menimbulkan kerusakan bangunan serta tidak menimbulkan kebisingan disekitarnya.

Selain digunakan sebagai pondasi bangunan bertingkat tanggung (12 lantai), KSSL juga telah diaplikasikan untuk pembangunan infrastruktur seperti bandara khususnya untuk konstruksi Runway, Taxiway dan Apron, seperti yang saat ini sedang dikerjakan di bandara Juwata dan pembangunan Apron untuk pangkalan TNI AU di Tarakan, Kalimantan Timur. Penghargaan sebagai Pemenang Lomba Karya Konstruksi Tahun 2007 untuk Kategori Teknologi Konstruksi yang diselenggarakan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun lalu akan lebih memiliki arti lagi bila adanya kesadaran dari pihak praktisi bisnis di bidang konstruksi Indonesia untuk mengaplikasikannya sebagai wujud kebanggaan akan karya cipta Bangsa Indonesia dan juga berusaha untuk mensosialisasikannya di tingkat international untuk menjadikan Pondasi KSSL sebagai Prestasi Dunia Dari Indonesia, akan tetapi untuk mewujudkan itu semua memerlukan dukungan dari berbagai pihak khususnya dalam hal ini pemerintah.

Manajemen Konstruksi

Manajemen Konstruksi

Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentunk bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya.

Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.

Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material dan manjemen tenaga kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya 20% dan sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.

Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :

Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktupelaksanaan
Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan
Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baikuntuk menganalisis performa dilapangan
Tujuan Manajemen Konstruksi

Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu ( Quality Control ) , pengawasan biaya ( Cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).

Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap - tahap proyek sebagai berikut
Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.
Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain
MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak - kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.
Peranan Manajemen Konstruksi

Peranan MK pada tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :

Agency Construction Manajement (ACM)

Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.

Extended Service Construction Manajemen (ESCM)

Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.

Owner Construction Management (OCM)

Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan

Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)

Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).

SNI Untuk Konstruksi Jalan Raya

[ SNI 03-2416-1991 ] Metode Pengujian Lendutan Perkerasan Lentur dengan Alat Benkelman Beam

Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data lapangan yang akan digunakan dalam penilaian struktur perkerasan, peramalan perwujudan perkerasan, perencanaan teknik perkerasan atau lapis tambahan di atas perkerasan

File : SNI 03-2416-1991.pdf


[ SNI 03-4427-1997 ] Metode Pengujian Kekesatan Permukaan Perkerasan Jalan dengan Alat Pendulum Judul direvisi menjadi : Cara Uji Kekesatan Permukaan Perkerasan Menggunakan Alat British Pendulum Tester (BPT)

Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Revisi
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Metode ini digunakan untuk memperoleh besaran atau angka kekesatan permukaan perkerasan beraspal atau perkerasan beton semen yang sudah dipadatkan. Standar ini menetapkan prosedur untuk mengukur kekesatan permukaan perkerasan menggunakan alat British Pendulum Skid Resistance Tester (BPT), termasuk prosedur untuk mengkalibrasi alat uji

File : SNI 03-4427-1997.pdf


[ SNI 03-6748-2002 ] Metode pengujian kekesatan permukaan jalan dengan MU-meter Judul direvisi menjadi : Cara Uji Kekesatan Pada Permukaan Perkerasan Menggunakan Alat MU-meter

Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Revisi
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Metode ini meliputi ketentuan teknik peralatan, dan cara pengujian perkerasan jalan beraspal, baik campuran panas atau dingin, dan perkerasan beton semen dalam keadaan basah. Standar ini menetapkan cara pengukuran kekesatan (the side force friction) permukaan perkerasan menggunakan alat yang biasanya disebut Mu-meter

File : SNI 03-6748-2002.pdf


[ SNI 03-6752-2002 ] Metode Pengujian Kadar Air Dan Kadar Fraksi Ringan Dalam Campuran Perkerasan Beraspal.

Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Metode ini membahas ketentuan persiapan dan tata cara pengujian kadar air dan kadar fraksi ringan dalam campuran perkerasan beraspal

File : SNI 03-6752-2002.pdf


[ SNI 03-6753-2002 ] Metode Pengujian Pengaruh Air Terhadap Kuat Tekan Campuran Beraspal Yang Dipadatkan Judul direvisi menjadi : Cara Uji Ketahanan Campuran Beraspal Terhadap Kerusakan Akibat Rendaman

Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Revisi
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Metode ini berisi cara pengukuran penurunan kuat tekan yang disebabkan oleh penurunan kohesi karena pengaruh air pada campuran beraspal yang telah dipadatkan

File : SNI 03-6753-2002.pdf


[ SNI 03-6754-2002 ] Metode Pengujian Rongga Udara Dalam Campuran Perkerasan Beraspal Gradasi Rapat Dan Terbuka Yang Dipadatkan

Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Metode ini meliputi metode pengukuran penurunan kuat tekan yang disebabkan oleh penurunan kohesi karena pengaruh air pada campuran beraspal yang telah dipadatkan

File : SNI 03-6754-2002.pdf


[ SNI 03-6755-2002 ] Metode Pengujian Berat Jenis Nyata Campuran Beraspal Yang Dipadatkan Dengan Menggunakan Benda Uji Berlapiskan Parafin

Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Metode ini meliputi penentuan berat jenis nyata campuran beraspal yang dipadatkan dan harus digunakan untuk benda uji yang mempunyai rongga udara terbuka atau saling berhubungan, atau mempunyai penyerapan air lebih dari 2 % terhadap isi. Berat jenis nyata dari campuran beraspal yang dipadatkan mungkin digunakan untuk menghitung satuan berat dari campuran itu

File : SNI 03-6755-2002.pdf


[ SNI 03-6756-2002 ] Metode Pengujian untuk Menentukan Tingkat Kepadatan Perkerasan Beraspal

Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Metode pengujian ini untuk menentukan tingkat kepadatan perkerasan beraspal yang dibandingkan terhadap benda uji standar dari material yang sama dan berada dalam toleransi perencanaan campuran

File : SNI 03-6756-2002.pdf


[ SNI 03-6757-2002 ] Metode Pengujian Berat Jenis Nyata Campuran Beraspal di Padatkan Menggunakan Benda Uji Kering Permukaan Jenuh

Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Metode pengujian ini meliputi penentuan berat jenis nyata campuran beraspal dipadatkan, prosedur dan untuk digunakan dalam menghitung berat volume campuran

File : SNI 03-6757-2002.pdf


[ SNI 03-6758-2002 ] Metode Pengujian Kuat Tekan Campuran Beraspal

Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Metode pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kuat tekan campuran aspal panas yang digunakan untuk Lapis permukaan dan lapis Pondasi Jalan

File : SNI 03-6758-2002.pdf


[ SNI 03-6884-2002 ] Metode pengujian analisis saringan bahan pengisi untuk perkerasan jalan

Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Metode ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara uji dan laporan hasil uji dari analisis saringan bahan pengisi untuk perkerasan jalan. Lingkup pengujian mencakup : 1) persiapan benda uji, 2) persiapan peralatan, 3) cara uji, dan 4) pelaporan

File : SNI 03-6884-2002.pdf


[ SNI 03-4814-1998 ] Spesifikasi Bahan Penutup Sambungan Beton Tipe Elastis Tuang Panas

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Spesifikasi ini digunakan sebagai bahan penutup sambungan beton tipe elastis tuang panas yang digunakan untuk menutup celah sambungan pada jalan beton, jembatan, dan bangunan lainnya

File : SNI 03-4814-1998.pdf


[ SNI 03-4815-1998 ] Spesifikasi Pengisi Siar Muai Siap Pakai Untuk Perkerasan Dan Bangunan Beton

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Spesifikasi ini membahas bahan pengisi siap pakai, ukuran dan toleransi, dan sifat fisik

File : SNI 03-4815-1998.pdf


[ SNI 03-6751-2002 ] Spesifikasi Bahan Lapis Penetrasi Makadam

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Spesifikasi ini digunakan dalam menilai mutu aspal dan mutu agregat yang akan digunakan yang bertujuan untuk menjamin keseragaman kekuatan dan keawetan lapis penetrasi makadam

File : SNI 03-6751-2002.pdf


[ SNI 03-1732-1989 ] Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Analisa Metode Komponen

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Tata Cara ini merupakan dasar dalam menentukan tebal perkerasan lentur yang dibutuhkan untuk suatu jalan raya

File : SNI 03-1732-1989.pdf


[ SNI 03-2403-1991 ] Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci untuk Permukaan Jalan

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Tata cara ini bertujuan untuk menda-patkan hasil lapis perkerasan blok beton terkunci yang memenuhi syarat sebagai lapis perkerasan

File : SNI 03-2403-1991.pdf


[ SNI 03-3425-1994 ] Tata Cara Pelaksanaan Lapis Tipis Beton Aspal untuk Jalan Raya

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Tata cara ini bertujuan menyeragamkan cara pelaksanaan Lataston serta menghemat waktu pelaksanaan dan pemakaian bahan

File : SNI 03-3425-1994.pdf


[ SNI 03-3426-1994 ] Tata Cara Survai Kerataan Permukaan Perkerasan Jalan dengan Alat Ukur Kerataan NAASRA

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Tata cara ini digunakan untuk pelaksanaan survai permukaan perkerasan jalan dengan alat ukur NAASRA untuk mendapatkan keseragaman nilai kerataan

File : SNI 03-3426-1994.pdf


[ SNI 03-3437-1994 ] Tata Cara Pembuatan Rencana Stabilisasi Tanah dengan Kapur untuk Jalan

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Tata Cara ini digunakan dalam pembuatan rencana komposisi dan mutu stabilisasi tanah dengan kapur sesuai dengan ketentuan yang berlaku

File : SNI 03-3437-1994.pdf


[ SNI 03-3438-1994 ] Tata Cara Pembuatan Rencana Stabilisasi Tanah dengan Semen Portland

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Tata cara ini digunakan dalam pembuatan rencana komposisi dan mutu stabilisasi tanah dengan semen sesuai dengan ketentuan yang berlaku

File : SNI 03-3438-1994.pdf


[ SNI 03-3439-1994 ] Tata Cara Pelaksanaan Stabilisasi Tanah dengan kapur untuk Jalan

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Tata cara ini digunakan untuk mendapatkan hasil pelaksanaan stabilisasi tanah dengan kapur di lapangan yang sesuai dengan perencanaan

File : SNI 03-3439-1994.pdf


[ SNI 03-3440-1994 ] Tata Cara Pelaksanaan Stabili-sasi Tanah dengan Semen Portland untuk Jalan

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Tata cara ini digunakan untuk mendapatkan hasil pelaksanaan stabilisasi tanah dengan semen di lapangan yang sesuai dengan perencanaan

File : SNI 03-3440-1994.pdf


[ SNI 03-3978-1995 ] Tata Cara Pelaksanaan Beton Aspal Campuran Dingin dengan Aspal Emulsi untuk Perkerasan Jalan

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Tata cara ini digunakan untuk menyeragamkan cara pelaksanaan campuran dingin dengan aspal emulsi agar diperoleh lapis perkerasan yang memenuhi persyaratan dan ketentuan serta dapat menghemat waktu pelaksanaan dan pemakaian bahan

File : SNI 03-3978-1995.pdf


[ SNI 03-3979-1995 ] Tata Cara Pelaksanaan Laburan Aspal Satu Lapis (Burtu) untuk Permukaan Jalan

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Tata Cara ini digunakan untuk meyeragamkan pelaksanaan pelapisan perkerasan jalan dengan laburan aspal Satu Lapis agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan dan ketentuan serta untuk menghemat waktu pelaksanaan dan pemakaian bahan

File : SNI 03-3979-1995.pdf


[ SNI 03-3980-1995 ] Tata Cara Pelaksanaan Laburan Aspal Dua Lapis (Burda) untuk Permukaan Jalan

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Tata Cara ini digunakan untuk meyeragam-kan pelaksanaan pelapisan perkerasan jalan dengan laburan aspal Dua Lapis agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan dan ketentuan serta untuk menghemat waktu pelaksanaan dan pemakaian bahan

File : SNI 03-3980-1995.pdf


[ SNI03-2853-1992 ] Tata Cara Pelaksanaan Lapis Pondasi Jalan dengan Batu Pecah

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Jalan Dan Jembatan, sub bidang : Perkerasan Jalan

Tata cara ini digunakan untuk menda-patkan lapis pondasi jalan menggunakan batu pecah yang memenuhi syarat sebagai lapis pondasi

File :

SNI Untuk Konstruksi Beton


[ SNI 03-6821-2002 ] Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Batu Cetak Beton Pasangan Dinding

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Agregat

Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan batu cetak beton ringan untuk untuk pasangan dinding dan persyaratan yang meliputi komposisi kimia dan sifat-sifat fisis agregat ringan


[ SNI 03-2461-2002 ] Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan Struktur

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Agregat

Standar ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi produsen/ perencana dan pelaksanaan pekerjaan beton dalam menilai mutu agregat ringan yang memenuhi persyaratan. Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan beton struktural dengan pertimbangan utamanya adalah ringannya bobot dan tingginya kekuatan, yang meliputi persyaratan mengenai komposisi kimia, sifat fisis serta penggantian pasir alam. Nilai dinyatakan dalam satuan metrik yang digunakan sebagai standar


[ SNI 03-3984-1995 ] Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton isolasi

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Agregat

Spesifikasi ini mencakup ketentuan gradasi dan berat isi agregat ringan dan konduktifitas panas beton isolasi yang digunakan khusus untuk bagian dalam bangunan


[ SNI 03-2457-1991 ] Metode Pengujian Agregat untuk beton Penahan Radiasi

Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Agregat

Metode ini digunakan untuk menentukan mutu agregat yang akan digunakan untuk beton penahan radiasi.


[ SNI 03-6898-2002 ] Tata cara pelaksanaan dan pengambilan dan pengujian kuat tekan beton inti.

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Tata cara pelaksanaan pengambilan dan pengujian kuat tekan beton inti ini mencakup : 1) prosedur pengambilan beton inti; 2) prosedur pengujian kuat tekan beton inti; 3) perhitungan kuat tekan beton inti.


[ SNI 03-6816-2002 ] Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Tata cara ini mencakup pemisahan dan pembatasan tanggung jawab antara perencanaan struktur beton dan pembuat detail baja penulangan, perencanaan detail dan pendetailan penulangan beton untuk pabrikasi dan pemasangan batang-batang tulangan.


[ SNI 03-6814-2002 ] Tata Cara Pelaksanaan Sambungan Mekanis untuk Tulangan Beton

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Standar ini mencakup informasi dasar tentang tipe-tipe sambungan mekanis yang beredar di Indonesia sewaktu standar ini disusun, Diuraikan juga persyaratan-persyaratan perencanaan dan penggunaannya, termasuk kapabilitas dan tipe-tipe sambungan mekanis tertentu.


[ SNI 03-6815-2002 ] Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Tata cara ini meliputi besarnya variasi kekuatan beton. Contoh uji beton tergantung pada mutu material, pembuatan dan kontrol dalam pengujiannya, perbedaan kekuatan dapat ditemukan dari dua penyebab utama yang berbeda. -perbedaan dalam perilaku kekuatan yang terbentuk dari campuran beton dan bahan penyusunnya -perbedaan jelas dalam kekuatan yang disebabkan oleh perpaduan variasi dan pengujian


[ SNI 03-6813-2002 ] Tata Cara Pembuatan Silinder dan Prisma Uji untuk Menentukan Kekuatan dan Densitas Beton Agregat Praletak di Laboratorium

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Tata cara ini mencakup prosedur pembuatan silinder uji standar untuk menentukan kuat tekan dan densitas beton agregat praletak


[ SNI 03-6809-2002 ] Tata Cara Estimasi Kekuatan Beton dengan Metode Maturity

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Tata cara ini mencakup : 1.Prosedur untuk mengestimasi kekuatan beton menggunakan metode maturity indeks maturity dinyatakan dengan faktor suhu waktu atau umur ekivalen pada suatu suhu yang disyaratkan; 2.Penurunan hubungan kekuatan maturity dari campuran beton di laboratorium dan pencatatan riwayat suhu beton yang akan disetimasi kekuatannya yang diperlukan untuk estimasi

File : SNI 03-6809-2002.pdf

[ SNI 03-6806-2002 ] Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Bertulang Struktural

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Tata Cara Mencakup : "Beton tidak bertulang struktural untuk dinding basemen harus dikecualikan dari persyaratan standar ini untuk kondisi-kondisi lingkungan yang khusus sesuai SNI 03-2854-1992. "Perencanaan dan konstruksi pelat yang didukung oleh tanah, jalan setapak dan pelat di atas tanah, tidak harus mengikuti standar ini kecuali pelat yang meneruskan beban vertikal dari bagian struktur lain ke tanah. "Untuk struktur khusus, misalnya struktur pelengkung, struktur utilitas bawah tanah, dinding gravitasi, dan dinding pelindung, ketentuan dalam standar ini berlaku bila bersifat menentukan

File : SNI 03-6806-2002.pdf

[ SNI 03-3449-2002 ] Tata Cara Perancangan Campuran Beton Ringan Dengan Agregat Ringan.

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Tata cara pembuatan rancangan campuran beton ringan dengan agregat ringan ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai salah satu acuan bagi para perencana dan pelaksana dalam merancang proporsi campuran beton ringan dengan menggunkan agregat ringan dengan tujuan untuk mendapatkan proporsi campuran bahan-bahan yang dapat menghasilkan beton ringan yang sesuai dengan rencana penggunaannya pada kontruksi struktural, struktural ringan dan sagat ringan. Tata cara ini meliputi persyaratan proporsi campuran, rancangan campuran, tugas penanggung jawab pembuatan rancangan campuran, bahan yang dipergunakan, pemilihan proporsi campuran beton ringan, perhitungan proporsi campuran, koreksi proporsi campuran dan prosedur pengerjaan pembuatan rancangan campuran beton ringan.

File : SNI 03-3449-2002.pdf


[ SNI 03-6369-2000 ] Tata Cara Pembuatan Kaping untuk Benda Uji Silinder Beton Judul direvisi menjadi : Tata Cara Pembuatan Kaping untuk Benda Uji Silinder Beton

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Revisi
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Tata cara ini digunakan untuk pembuatan kaping silinder beton segar dengan semen murni, adukan semen dan silinder keras serta beton inti dengan adukan gypsum berkekuatan tinggi atau adukan belerang. Tata cara ini meliputi peralatan, bahan dan prosedur pembuatan kaping untuk silinder beton yang baru dicetak dengan semen murni dan silinder beton keras serta silinder beton inti dengan plaster gipsum berkekuatan tinggi atau adukan belerang.

File : SNI 03-6369-2000.pdf


[ SNI 03-6468-2000 ] Tata Cara Perencanaan Campuran tinggi dengan Semen Portland dengan Abu Terbang

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Tata cara ini digunakan untuk perencanaan campuran beton kekuatan tinggi dengan semen portland dan abu terbang dan dapat digunakan untuk menentukan proporsi campuran beton kekuatan tinggi untuk mengoptimasi proporsi campuran tersebut berdasarkan campuran coba.

File : SNI 03-6468-2000.pdf


[ SNI 03-2834-2000 ] Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Tata cara ini digunakan untuk merencanakan proporsi campuran beton tanpa menggunakan bahan tambahan dan bertujuan untuk mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan mutu beton sesuai rencana

File : SNI 03-2834-2000.pdf


[ SNI 03-3976-1995 ] Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Tata cara ini bertujuan untuk mendapatkan mutu pekerjaan beton sesuai dengan yang direncanakan

File : SNI 03-3976-1995.pdf


[ SNI 03-4820-1998 ] Tata Cara Penggunaan Peralatan Untuk Penentuan Perubahan Panjang, Pasta, Mortar dan Beton Semen Yang Sudah Mengeras.

Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Tata cara ini digunakan dalam menyiapkan benda uji untuk menentukan perubahan panjang pada pasta, mortar dan beton semen yang sudah mengeras, serta peralatan yang digunakan untuk menentukan perubahan panjang tersebut, dan cara-cara penggunaannya.

File : SNI 03-4820-1998.pdf


[ SNI 03-6883-2002 ] Spesifikasi toleransi untuk konstruksi dan bahan beton

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Spesifikasi ini merupakan acuan bagi arsitek atau ahli teknik dalam menentukan toleransi untuk bahan dan konstruksi beton sebagaimana dicantumkan dalam spesifikasi proyek, kecuali tidak berlaku untuk : 1) struktur khusus seperti reaktor nuklir, kontainer berbentuk bulat dan silo-silo; 2) struktur prateken berbentuk bulat; 3) prosedur konstruksi khusus beton semprot. pesifikasi ini mencantumkan daftar kendali sebagai petunjuk bagi arsitek atau ahli teknik dalam memilih persyaratan yang cocok antara spesifikasi teknis yang diperlukan dan persyaratan lain yang ada dalam spesifikasi proyek.

File : SNI 03-6883-2002.pdf


[ SNI 03-6818-2002 ] Spesifikasi Bahan Kering Bersifat Semen, Cepat Mengeras, dalam Kemasan untuk Perbaikan Beton

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Standar ini mencakup campuran kering bahan-bahan bersifat semen dari mortar atau beton yang cepat mengeras untuk perbaikan lapisan beton semen hidrolis dan struktur yang telah mengeras. Bahan-bahan yang mengandung senyawa organis seperti bitumen, epoksi resin, dan polyester tidak termasuk sebagai bahan pengikat.

File : SNI 03-6818-2002.pdf


[ SNI 03-6812-2002 ] Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos Yang Dilas Untuk Tulangan Beton.

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Spesifikasi ini meliputi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk digunakan sebagai tulangan beton.

File : SNI 03-6812-2002.pdf


[ SNI 03-6811-2002 ] Spesifikasi Bahan Pencampur untuk Beton Semprot

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Spesifikasi ini membahas bahan-bahan yang akan ditambahkan pada campuran beton semprot dari semen portland untuk mengubah sifat campuran.

File : SNI 03-6811-2002.pdf


[ SNI 03-2915-2002 ] Spesifikasi Beton Tahan Sulfat

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

"Spesifikasi ini memuat persyaratan minimum untuk beton yang berhubungan dengan lingkungan yang mengandung sulfat. "Spesifikasi ini dapat digunakan sebagai pegangan bagi para perencana dan pelaksana dalam merencanakan dan melaksanakan konstruksi beton yang dalam masa layannya berhubungan dengan lingkungan yang mengandung sulfat. "Spesifikasi ini bertujuan untuk mendapatkan beton yang mempunyai ketahanan dan keawetan terhadap sulfat

File : SNI 03-2915-2002.pdf


[ SNI 03-2494-2002 ] Spesifikasi Agregat Beton Penahan Radiasi

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Spesifikasi ini digunakan sebagai acuan bagi produsen agregat/ perencana dan pelaksana pekerjaan beton dalam menilai mutu agregat yang memenuhi persyaratan untuk keperluan beton penahan radiasi. Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai klasifikasi dan persyaratan teknis agregat untuk pembuat beton penahan radiasi. Agregat untuk beton penahan radiasi ini meliputi, golongan agregat tertentu untuk beton penahan radiasi pengion, golongan agregat untuk beton penahan radiasi neutron dengan pertimbangan utama adalah komposisi atau berat jenis atau keduanya. Nilai dinyatakan dalam satuan metrik yang digunakan sebagai standar.

File : SNI 03-2494-2002.pdf


[ SNI 03-6418-2000 ] Spesifikasi Pengencer Graut untuk Beton dengan Agregat Praletak

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Spesifikasi ini meliputi bahan pengencer graut yang digunakan untuk beton dengan agregat praletak.

File : SNI 03-6418-2000.pdf


[ SNI 07-6401-2000 ] Spesifikasi Kawat Baja dengan Proses Canay Dingin untuk Tulangan Beton

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Spesifikasi ini meliputi kawat baja yang diproses dengan canay dingin, ditarik dan digalvanisasi untuk digunakan secara langsung, atau dalam bentuk jaring kawat baja yang dilas, sebagai tulangan beton, dengan ukuran diameter nominal tidak lebih kecil dari 2,03 mm

File : SNI 07-6401-2000.pdf


[ SNI 03-6380-2000 ] Spesifikasi Perbaikan Beton dengan Mortar Epoksi

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Spesifikasi ini mencakup perbaikan cacat dalam beton semen portland yang telah mengeras dengan mortar epoksi yang dicampur pasir

File : SNI 03-6380-2000.pdf


[ SNI 03-6367-2000 ] Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari gorong-gorong

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Spesifikasi ini meliputi pipa beton tidak bertulang yang digunakan sebagai pembuangan air kotoran, limbah pabrik, air luapan dan bangunan gorong-gorong

File : SNI 03-6367-2000.pdf


[ SNI 03-4817-1998 ] Spesifikasi Lembaran Bahan Penutup Untuk Perawatan Beton Judul direvisi menjadi : Spesifikasi Lembaran Bahan Penutup Beton

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Revisi
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Spesifikasi ini membahas bahan penutup berupa lembaran yang digunakan untuk menutup permukaan beton semen guna menghindari hilangnya air selama masa perawatan dan dalam material tipe pemantul putih, juga berfungsi untuk mengurangi naiknya temperatur beton yang permukaannya secara langsung terkena sinar matahari. Standar ini menetapkan ketentuan bahan berupa lembaran yang digunakan untuk menutup permukaan beton semen guna menghindari hilangnya air selama masa perawatan, dan dalam hal material tipe pemantul putih, berfungsi juga untuk mengurangi naiknya temperatur beton yang permukaannya secara langsung terkena sinar matahari.

File : SNI 03-4817-1998.pdf


[ SNI 06-4170-1996 ] Spesifikasi Kalsium Khlorida untuk mempercepat pengerasan beton

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Spesifikasi ini untuk memberikan persyaratan teknis kalsium kholorida sebagai bahan pencampur untuk mempercepat pengerasan beton.

File :


[ SNI 03-4433-1997 ] Spesifikasi Beton Siap Pakai

Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap
Bidang : Umum, sub bidang : Beton

Spesifikasi ini digunakan dalam menilai mutu beton siap pakai yang akan diserahkan dalam bentuk beton segar dari produsen kepada konsumen yang bertujuan untuk mendapatkan mutu beton siap pakai yang memenuhi persyaratan teknis.

File : SNI 03-4433-1997.pdf